Minta doanya semoga lancar bagai jalan tol dan bisa segera wisuda, amin!
Selain skripsi, setahun belakangan aku ini juga nge-jurnal bareng dengan dosbimku. Jadi, kami berdua mengerjakan beberapa penelitian kemudian ditulis sesuai dengan guide of author jurnal tersebut terus disubmit deh. Jurnal yang dipilih pun yang berstandar internasional dan berindeks Scopus. Banyak belajar pastinya, seru dan nggemesin! sampai bisa accepted itu bahagia dan banggaaa banget, berapapun Q-nya. Mau Q4 pun nggak masalah karena prosesnya nggak mudah.
I'm gonna give you some info ya. Untuk pembuatan penulisan 1 jurnal, kalau memang bisa fokus dan bisa dikerjakan secara rutin, satu minggu bisa selesai. Jurnal atau manuscript tersebut sudah well-polished ya, penulisan bahasa inggris sesuai grammar, konten sudah concise dan precise. Tapi kalo butuh waktu lama bisa dua minggu. Saranku, kalau memang ingin segera submit; proses pengerjaannya jangan terlalu lama karena proses-proses selanjutnya akan lebih lama lagi.
Setelah submit, kita tunggu balesan dari editor jurnal. Nah, ini tergantung jurnal nya ada yg lama dan ada yg cepet. Paling cepet bisa 2-3 hari dibalas, yang lama bisa 2 mingguan lebih. Tergantung sistem masing-masing jurnal. Selama proses ini, sabar aja nunggu dan kalau ada balasan dari reviewer kemudian harus direvisi, segera direvisi supaya nggak lama-lama lagi. Dan perhatikan banget pesan-pesan revisi dari reviewer. Biasanya, maksimum jurnal akan me-review itu 3 kali. Lebih dari itu akan ditolak. Nahh kalo udah ditolak gini jangan langsung males & nyerah ya! karena emang ga semudah itu hehe.
Selama ini udah submit sekitar 10 jurnalan dan (jangan salah...) telah melewati berbagai macam penolakan wkwk. Awalnya kayak 'yaaah pak... sedih amat, udah susah-susah buat' tapi dosbim ku ini what makes me going, dia yang ngasih reassurance kalo hal-hal kaya gini udah wajar jadi santai aja dan tetep berusaha submit. Ada juga beberapa yang udah accepted, hepi gitu kalo liat email terus ada balesan 'dear authors,...' hehehe.
Ngapain sih gitu itu? Nggak pusing? Manfaatnya apa?
Banyaak yang nanya gitu, heran kok aku mau buat-buat kayak gini, repot-repot mikir dsb. Pada dasarnya aku emang suka nulis ya, kaya nge-blog gini, walaupun nggak rutin hehe. Lalu, dulu pengen bisa nulis-nulis yang bisa kasih manfaat kaya di majalah gitulah. Dan muncullah kesempatan ini so I took it. Selain itu, ngelatih aku bikin tulisan yang scientifically and grammaticaly correct. Karena bahasa inggris akademik itu susah untuk bikin struktur kalimatnya; how to not overtranslate it.
Benefit yang lain, menurutku ada rasa bangga sendiri bisa lihat karya kita dibaca dan berguna buat orang lain, ya nggak sih?
Aku ini apa-apa dipikir wkakaka. Masalah-masalah apa aja pasti jadi topik bahasanku. Dan menurutku, menulis ini jadi sarana atau pelarian ku dari pikiran ku yang going everywhere. Pikiranku bisa tersalurkan untuk mikir ke arah yang lebih guna, yang sesuai dengan field study ku. Kalau lagi ngerjain lalu browsing gitu nemu aja hal-hal baru terkait gizi dan sejenisnya. So, it's really fun.
Terus kalo ngetik di laptop tuh asik gitulo kaya nemu ketenangan sendiri hahaha. Pasti yang baca bilang alay ya, tapi emang gitu rasanya. Kaya nggak ada yang ganggu gitu deh.
Bosen, capekkk, muak udah ku lalui. Otak rasanya overwhelmed.
Pernah dalam satu hari aku ada deadline untuk menyelesaikan 2 manuscript full paper. Byar!
Salahku juga se nggak dicicil dari dulu (he he #typicalista)
Kalau udah kaya gini, movie to the rescue atau kalo niat dikit--- jalan-jalan ke mall.
Do whatever that cure your mood.
Sooo, untuk para sarjana muda, scholar-scholar generasi muda Indonesia. I would like to really suggest you to write your research. It is fun and give abundan benefits, not just for you but mainly for the society. Also, let's add more notable researchers from Indonesia! Biar kita bisa bersaing dengan negara-negara lain yang lebih oke. Cheers!
x
 |
| Wageningen University, Wageningen, Netherlands |
No comments:
Post a Comment