Small Talks | Midnight Session 01



A heart clenching short story.
I wrote this post right after arriving from the station, just got back from Leiden for short visit. To study in their library. Yes, it took me two hours trip of the train and seven euros ticket but it's definitely worth it. The longer I live in here, the more I know about myself. Being solo wanderer is one of them. I prefer to travel alone, gives you the thrill to explore and experience just by yourself. And sometimes when you're alone amazing things just pop in front of your eyes. I met a stranger who turns into a good friend when I visited Den Haag all by myself. And remember, being solo traveler doesn't mean you're lonely!

---

Salah satu hal yang aku suka tinggal disini adalah citizen disini suka mengawali pembicaraan dengan siapa aja; waktu ngantri di kasir, nunggu lampu merah, apapun itu. Bahkan minggu - minggu pertama tinggal disini sempet kaget dan insecure gitu karena pernah tetiba ada laki-laki ngajak ngobrol sepanjang perjalanan ke kampus, makin kesini ternyata emang mereka udah biasa gitu untuk ngobrol dgn stranger just for killing time atau emang tujuannya buat kenalan (hashtag modus). Dan dari obrolan-obrolan kecil itu kita bisa dapet pengalaman or something to learn dari kisah yang mereka ceritain.

Interesting things happened, waktu perjalanan pulang dari Leiden - Eindhoven, perjalanan naik kereta sekitar satu jam setengah. Waktu itu keadaan aku udah capek dan ngantuk, batre hp juga sekarat nearly death tinggal 3%. Pas berangkat dari Leiden duduk di kereta sendiri lagi gak ada penumpang lain disebelah kiri jadi aku taruh tas ku aja disitu. Pas di Den Haag ada penumpang baru pada masuk, keadaan kereta makin rame banyak kursi yang udah penuh. Ada laki-laki 40s middle east face bingung nyari kursi kosong - so, karena saya orangnya tau diri akhirnya tas ku aku pindahin aku pangku aja dan mempersilahkan itu mas - mas untuk duduk disebelah aku.

First impression; he's a mess. Rambutnya keriting like semi afro, with beard yang nggak clean cut dan what I hate the most, dia bau rokok, banget. Agak nyesel gitu kenapa kasih tempat duduk ke doi karena niatan mau tidur tapi karena dia bau rokok jadi super pusing. Aku cuma kasih little smile aja terus udah nggak ngajak ngobrol karena ya itu doi bau rokok. Mulai dari sini mari kita sebut dia si Abi (karena arab-arab gitu)

Sepanjang perjalanan dia tidur dan aku jg cuma liatin jalan aja. Then suddenly, petugas tiket kereta datang buat ngecekin tiket. Nah kalo disini tuh buat ngecek tiket, tiketnya bisa diprint atau discan lewat aplikasi yang ada di hp. Aku selalu pake aplikasi gak pernah diprint. Terus pas mau ambil hp, I realized... HP MATI! mampus dan panik karena nggak bisa nunjukin tiket dong. Dan kalo ketahuan nggak pake tiket bisa kena denda. Shit, what should I do. Akhirnya pas si petugas itu dateng ke barisan kursiku, aku bilang aja,

"Sorry, my phone is dead. I have my ticket here. Is it okay?"
dan petugasnya bilang, "well sorry, it's not my problem. can you show me your ticket?" ---- anjay, makin panik karena dia nggak terima alasan aku.

Lalu Abi ngeliat aku panik, tetiba dia ngeluarin powerbank dari tasnya dan pinjemin ke aku. tapi kabelnya dia rusak jadi nggak bisa nyambung ke hp aku. Makin panik. Akhirnya si petugas itu kayaknya sedikit iba dan capek menunggu, dia cuma ngasih peringatan aja ke aku. Gelombang kepanikan mereda, tapi masih tegang hahaha. Dan Abi langsung ngulurin tangannya dan megang tanganku dan dia bilang,

"Hey, relax. It is okay. Relax it is okay now, at least you're honest right. Look it's not a problem anymore!"

Kaget. Aku yang awal mulanya underestimate, langsung merasa bersalah karena dia baik banget dan berulang kali menenangkan aku. Huaa. Disitu rasa tegang langsung berubah jadi lega. Akhirnya kita ngobrol sepanjang perjalanan pulang.

Si Abi ini ternyata orang Lebanon yang diadopsi sm orang Belanda. So he's technically udah hidup di Belanda dari bayi. Dia tinggal di Amsterdam dan kerja di restoran selama 20 tahun. He loves his job walaupun cuma jadi waiter. Abi bilang, kerja jadi waiter itu enak, karena dia jadi tau karakter orang dari pengunjung yang dateng.

"And what I love about my job is I can see the difference from a day can make, from the day until night. The calmness in the day and lot of party people show up during the night. That's what I like. I can see everything"

terus dia mulai tanya-tanya tentang aku. Asal darimana, tinggal dimana, ada tujuan apa kok tinggal di Belanda dan pertanyaan basic lainnya. And I told him my story, umur 20 sekolah disini sendiri dan hal - hal lainnya. Dan yang membuatku merasa motivated adalah dia kagum denganku,

"You're 20 and you have a lot of dream in front of you. When I'm about your age I never think about that, all I wanna do is only travel not school or studying"

Terus karena dia seneng denger ceritaku dan tentang planku kedepannya, dia mulai kasih wejang-wejangan. Oya dan dia tau aku muslim karena aku pake hijab.

Sebenernya inti dari cerita yang aku tulis ini adalah ada perkataan dia yang ngena banget di aku..
begini..

"You know what, you keep being yourself. You're honest. I saw you when you told that man that your phone is dead. You bravely told him and being honest. Not all people do that. You also have pure kindness, I was shocked, when you took your bag, gave me your sincerest smile and let me sit beside you. Because in here, people always see me as a bombing criminal, with my hair and my middle east face. But you, you're not. I think it is because people look at you the way they look at me. You feel different right? People treat you different because you wear hijab I guess."

"When you do kindness, the kindness will come back to you..."

Terus tiba-tiba kereta udah sampe di 's-Hertogenbosch, tujuannya si Abi.. Abi pun ambil tasnya dia dan berdiri dari kursinya and he said,

"Hey keep it. Remember and always keep it in you. Goodbye!" And he winked at me and there he goes keluar dari kereta.

Sepanjang perjalanan ke Eindhoven langsung mikir. Pertama malu sama diri sendiri karena udah mikir yang jelek duluan ke orang yang ternyata baik banget. Dan sadar, ternyata small act yang menurutku nggak ada apa-apanya itu which is, senyum dan ngasih tempat duduk. Bagi dia, itu adalah hal yang nggak biasa dan baik banget. Terus waktu dia compliment aku tentang mimpi-mimpi aku buat belajar dan sebagainya, disitu ngerasa ter-motivasi lagi supaya fokus bisa gapai mimpi-mimpi itu. Dan satu lagi, waktu dia bilang.. "keep it in you always.." jadi belajar sama diri sendiri kalo baik itu nggak kenal tempat dan waktu. Dan juga belajar, untuk selalu berbuat baik kapan pun dan dimanapun 💞

---

Pada akhirnya kita nggak sempet kenalan nama masing-masing tapi siapapun namamu mas, thank you so much for the talks and for your helps!

Sepulang sampe rumah masih ngena di hati banget dan akhirnya pengen aja ditulis disini biar ngaak lupa. As a reminder. Kalo aku orang baik, I have to believe that. Harus percaya sama diri sendiri kalo diri kita ini orang yang baik supaya bisa nulari kebaikan kita ke orang lain. And yes like he said, when you do kindness, kindness will come back to you.

Maaf maaf aja kalau ceritanya acak adut karena udah pengen tulis aja biar gak lupa huhu. Karena hari itu jadi hari yang nggak pengen aku lupain. Ketika ada musibah, ada orang yg nolong and even he said beautiful words to me. See? Ada aja ya kejadian yang bikin kita melek diri.

So a little note for everyone, don't forget to be kind and keep it in you!
Semoga mas-mas itu juga selalu dikasih kebahagian dihidupnya and I hope we can meet again 😄


No comments:

Post a Comment

Calista Segalita. Powered by Blogger.